Apakah Uang Bisa Membeli Kebahagiaan?

Satu perdebatan yang seringkali saya dengar adalah tentang uang dan kebahagiaan. Ada yang mengatakan bahwa uang tidak dapat membeli kebahagiaan karena ada banyak hal yang tidak dapat dibeli dengan uang.

Namun ada juga yang berpendapat bahwa manusia butuh uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bisa juga digunakan untuk membeli barang-barang mewah, seperti kartu grafis GeForce GTX 1080 misalnya ^,^ yang pada akhirnya akan membuat kita bahagia.

Jadi pertanyaannya, apakah uang bisa membeli kebahagiaan? Apakah ada korelasi antara uang dan kebahagiaan? Saya menemukan jawaban menarik untuk pertanyaan ini dari dua perspektif yang berbeda, dari sisi ilmu sosial, dan dari sisi biologi atau neurologi lebih tepatnya.

feat-image-gen-superhero-zilbest

Biological Factors

Mari kita lihat dari perspektif neurologi terlebih dahulu. Faktanya, kebahagiaan kita tidak hanya dipengaruhi oleh satu bagian otak atau satu hormon saja namun ada banyak faktor yang berpengaruh di sana.

Pada dasarnya, emosi kita berasal senyawa kimia di otak kita yang dinamakan dengan neurotransmitter.

Misalnya adalah Dopamine yang dihasilkan ketika kita menang lotre atau berhasil mengalahkan musuh besar saat di dalam game.

Hormon lainnya, ada juga yang bernama Oxytocin yang diproduksi saat kita berinteraksi sosial seperti saat kita memeluk orang yang kita sayangi atau kucing imut-imut. Hormon ini juga diproduksi ketika kita bisa membantu orang-orang di sekitar kita.

Lalu ada lagi yang dinamakan dengan Serotonin, yang dihasilkan ketika kita berolahraga ataupun makan makanan enak. Serotonin ini juga yang berpengaruh terhadap mood jangka panjang kita dari hari ke hari.

efek neurotransmitter
credit to compoundchem.com

Jadi, dari tiga hormon di atas saja – karena masih banyak hormon-hormon lain yang sebenarnya berpengaruh terhadap kebahagiaan kita seperti Adrenaline dan Endorphin misalnya, kita sebenarnya memang membutuhkan uang untuk bisa menjalankan aktivitas yang menghasilkan hormon-hormon tadi namun bisa jadi tidak perlu dalam jumlah yang terlalu banyak.

Misalnya Dopamine, Anda memang butuh uang untuk membeli game dan perangkat gamingnya untuk investasi awal. Namun setelah itu, Anda tidak butuh terlalu banyak uang untuk menghasilkan Dopamine secara konstan.

Oxytocin dan Serotonin pun demikian. Jika kita cukup kreatif, kita bisa menghemat anggaran yang dibutuhkan untuk tetap memproduksi hormon-hormon tersebut sehari-hari.

benchmark uang dan kebahagiaan di US

Hal ini sejalan dengan riset yang pernah dilakukan di Amerika Serikat (US) dimana penghasilan sebesar US$ 75,000 (atau US$ 83K jika dihitung dengan angka inflasi terakhir di sana) setahun merupakan jumlah penghasilan maksimal yang akan berpengaruh terhadap kebahagiaan – karena di atas itu, berapapun kelebihannya tidak akan membuat kita semakin bahagia.

Social Experiments

michael norton

Lalu bagaimana dengan jawaban dari sisi sosial? Michael Norton, seorang profesor dari Harvard Business School, mengatakan, “jika Anda beranggapan bahwa uang tidak dapat membeli kebahagiaan, mungkin karena Anda tidak tahu cara yang benar untuk membelanjakannya.”

CNN pernah melakukan sebuah riset terhadap para pemenang lotre untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kebahagiaan para pemenang tadi. Hasilnya ternyata tidak seindah yang kita bayangkan. Banyak dari mereka yang akhirnya jatuh miskin dan terlilit hutang. Tak jarang juga yang berakhir dengan kesendirian karena banyak kawan-kawan mereka yang jadi merongrong minta uang ke mereka.

Norton beranggapan para pemenang lotre tadi berakhir tidak bahagia karena mereka menghabiskan uang hasil undian tadi hanya untuk diri sendiri.

lottery-winner

Kita semua sebenarnya juga demikian. Coba jawab pertanyaan ini, “apa yang akan Anda lakukan seandainya Anda menang undian Rp 1 milyar?” Sebagian besar orang akan menjawab dengan membeli barang-barang untuk keperluan atau impian pribadinya masing-masing.

Hal inilah yang dianggap keliru oleh Norton. Justru ketika Anda menghabiskan uang untuk kepentingan orang lain, Anda bisa mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar dari nominal yang sama.

“People who spent money on other people got happier; people who spent money on themselves, nothing happened. It didn’t make them less happy; it just didn’t do much for them.” – Michael Norton

Kita juga sebenarnya juga tidak perlu melakukan hal yang terlalu muluk atau spektakuler untuk kebahagiaan orang lain seperti mengentaskan kemiskinan di seluruh dunia namun cukup hal-hal kecil untuk orang-orang di sekitar kita juga memiliki imbas yang sama, seperti membelikan hadiah ulang tahun untuk ibu, istri, ataupun kekasih.

credit to glasbergen.com
credit to glasbergen.com

Hal ini juga sebenarnya berlaku untuk kehidupan profesional kita. Norton melakukan riset dengan memberikan sejumlah uang untuk beberapa tim profesional.

Sebagian tim diperintahkan untuk menghabiskan uang tersebut untuk kegiatan sosial di dalam tim tersebut, sedangkan yang lainnya dipersilahkan untuk menghabiskan uang tadi untuk kepentingan individu masing-masing. Hasilnya, tim yang menghabiskan uang untuk kegiatan sosial demi kepentingan tim tadi dapat memberikan performa yang jauh lebih baik ketimbang yang tidak.

Jika Anda tidak ada masalah dengan kuota internet ataupun bahasa Inggris, Anda bisa melihat kuliah singkatnya di TEDxCambridge 2011 di video di bawah ini.

Namun intinya, dari sejumlah riset yang ia lakukan di sejumlah negara di berbagai belahan dunia, Anda akan mendapatkan value yang lebih tinggi dari uang yang Anda keluarkan ketika Anda membelanjakan uang yang Anda miliki untuk orang lain (pro-social, bukan anti-social), bukan untuk diri sendiri.

Conclusion

Jadi, akhirnya, saya hanya ingin menyuguhkan informasi yang berbasis riset dan science di sini. Saya serahkan lagi sepenuhnya ke tangan Anda, apa yang ingin Anda lakukan dengan informasi ini.

Namun, dari dua jawaban dari perspektif berbeda tadi, saya menyimpulkan bahwa faktanya memang uang bisa berpengaruh terhadap kebahagiaan kita namun kita sebenarnya tak perlu serakah menumpuk uang ratusan juta ataupun bahkan milyaran Rupiah untuk terus bisa memproduksi hormon-hormon yang bertanggung jawab memberikan kebahagiaan di otak kita.

Dan, jika Anda ingin mendapatkan value yang lebih besar dari uang yang Anda miliki, cobalah untuk menghabiskannya juga untuk orang-orang di sekitar Anda karena di sanalah Anda akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar ketimbang hanya menghabiskannya untuk diri sendiri semata.

kebahagiaan ilustrasi

Jakarta, 28 Mei 2016

Yabes Elia

Yabes Elia

Yabes Elia

An empath, a jolly writer, a patient reader & listener, a data observer, and a stoic mentor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.