Rencana Microsoft untuk dapat segera mengakuisisi Activision-Blizzard kini kembali menemui hambatan besar. Belum selesai urusan dengan Federal Trade Commission (FTC), kini Microsoft juga harus menghadapi NVIDIA dan Google sekaligus.
Perusahaan Alphabet Inc. yang merupakan induk dari Google dan Nvidia Corp. kini telah menyampaikan kekhawatirannya kepada FTC perihal akuisisi Activision Blizzard Inc. yang sedang berlangsung.
Hal ini menambah dukungan pemerintah dalam kasus tersebut, menurut sumber yang mengetahui permasalahan tersebut. Kedua perusahaan ini bergabung dengan Sony Group Corp. dalam menyampaikan masalah pada transaksi tersebut.
FTC telah mengajukan gugatan untuk menghambat transaksi tersebut pada Desember lalu. Komisi tersebut mengatakan bahwa transaksi tersebut akan menghambat persaingan di industri video game dan telah menjadwalkan uji coba lapangan pada bulan Agustus.
Google dan Nvidia telah memberikan informasi yang mendukung pernyataan utama FTC, yaitu bahwa Microsoft dapat memperoleh keuntungan yang tidak adil di pasar untuk cloud, subscription, dan mobile gaming.
Namun, regulator dari berbagai negara khawatir bahwa Microsoft dapat membuat platform pesaing kesulitan untuk mendapatkan akses tanpa hambatan pada game-game populer Activision.
Nvidia dan Google keduanya merupakan kekuatan besar di industri ini. Keduanya juga bersaing dengan Microsoft dalam layanan cloud-computing dan menawarkan layanan game yang tidak berhasil yang disebut GeForce Now dan Stadia yang akan ditutup bulan ini.
Sistem operasi mobile Android milik Google juga menjadi sentral bagi cara bermain video game oleh jutaan orang. Sony, yang konsol PlayStation-nya bersaing dengan Xbox milik Microsoft, sebelumnya telah mengatakan bahwa mereka melihat akuisisi Activision sebagai anti-persaingan.
Microsoft menyatakan bahwa mereka terbuka untuk mengatasi masalah yang muncul dari transaksi tersebut. Mereka mencapai kesepakatan 10 tahun untuk membawa Call of Duty ke platform gaming Nintendo.
Bahkan Microsoft juga sepakat untuk merilis versi terbaru dari game tersebut di platform Steam milik Valve bersamaan dengan tanggal perilisan yang ada di Xbox.
“Kami siap untuk mengatasi dan telah secara proaktif mengatasi masalah yang dikemukakan oleh regulator atau pesaing untuk memastikan transaksi ini dapat ditutup dengan percaya diri,” ungkap perwakilan Microsoft, David Cuddy kepada Bloomberg.
Dalam pertahanannya, Microsoft menyatakan bahwa kekhawatiran Sony terlalu dibesar-besarkan, termasuk menyangkut pentingnya katalog game Activision. Apalagi Microsoft telah memberikan berbagai solusi dan jalan tengah yang tidak digubris oleh Sony.
Meskipun bertarung seorang diri, Microsoft tetap optimis bahwa mereka dapat meyakinkan regulator dan pesaing bahwa akuisisi tersebut akan memberikan manfaat bagi industri game dan pengguna akhir.