Nasib malang sedang menimpa Riot Games, developer dari League of Legends dan Valorant ini disebut diretas oleh hacker. Dan hal tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah Riot Games melakukan PHK masal kepada karyawannya.
Sebelumnya beberapa hari yang lalu Riot Games mengumumkan bahwa mereka harus melakukan merumahkan 46 karyawaannya. Hal ini membuat Riot Games menjadi perusahaan teknologi lain yang melakukan perampingan karyawan.
IGN melaporkan bahwa pemecatan yang dilakukan Riot Games terpusat pada departemen akuisisi talenta, perekrutan, publikasi, dan beberapa orang dari departemen esports serta support.
Meskipun begitu, angka pemecatan yang dialami Riot Games ini bisa dibilang sangat kecil. Terutama bila dibandingkan dengan jumlah total karyawannya yang mencapai sekitar 4.500 orang.
Ditambah lagi, banyak perusahaan teknologi lain yang bahkan harus melakukan PHK masal terhadap ratusan dan bahkan hingga puluhan ribu orang dalam satu gelombang. Apa yang dialami oleh Riot Games ini diklaim sebagai ‘langkah bisnis yang normal’.
“Riot Games menerapkan perubahan strategis dalam beberapa tim untuk mempertajam fokus kami di sejumlah area. Dengan perubahan ini beberapa posisi tertentu kini akan dihilangkan,” ungkap Jacob Wolf, salah satu perwakilan dari Riot Games.
Jacob juga menjelaskan bahwa keputusan tersebut bukanlah sesuatu yang mudah dan asal. Karena Riot Games disebut selalu ingin mempertahankan para karyawannya dan berfokus pada produk. Namun hal tersebut tidak selalu memungkinkan.
Ironisnya, belum selesai masalah pemecatan masal tersebut, keamanan Riot Games diretas. Melalui cuitan di akun Twitter resminya, Riot Games menjelaskan bagaimana ekosistem pengembangan mereka diserang melalui rekayasa sosial.
Unfortunately, this has temporarily affected our ability to release content. While our teams are working hard on a fix, we expect this to impact our upcoming patch cadence across multiple games.
— Riot Games (@riotgames) January 20, 2023
Akibatnya pun cukup fatal, karena Riot akhirnya tidak dapat merilis konten baru untuk game-game mereka. Tapi untungnya Riot Games memastikan bahwa peretasan tersebut tidak mengenai data dan informasi pribadi dari para pemain.
Hal ini pun menyebabkan akun media sosial dari Riot Games, League of Legends, dan Valorant sudah tidak aktif sejak tanggal 21 Januari 2023 silam. Namun Riot Games sebelumnya telah memastikan bahwa tim mereka terus berusaha untuk memperbaiki hal yang terjadi.
Pada akhirnya, Riot Games juga memastikan bahwa meskipun diretas tapi tidak akan ada pembatalan update untuk game-game mereka. Mereka hanya perlu memperbaiki dan menunda tanggal perilisan konten-konten mereka.
Tahun lalu, Riot Games juga pernah melakukan tuntutan terhadap game milik NetEase, Hyper Front yang disebut merupakan plagiarisme dari Valorant.