Diketahui Riot Games telah melayangkan surat tuntutan melawan NetEase akibat dugaan aksi plagiarisme. Mereka menilai bahwa game Hyper Front dari NetEase, telah meniru sejumlah aspek dari salah satu game populer mereka, VALORANT. Kasus ini dibawa ke pengadilan United Kingdom, Jerman, Brazil, dan Singapura. Dan Nabel, selaku pengacara dari Riot Games, menyatakan bahwa tuntutan hukum yang diajukan memiliki sedikit perbedaan di setiap negara, namun inti permasalahan yang disinggung tetaplah sama, yakni peniruan atau aksi plagiarisme.
Hyper Front merupakan game FPS yang tersedia untuk platform Android dan iOS. Seperti VALORANT, pemain bisa memakai senjata-senjata canggih serta Hero yang unik untuk memenangkan pertandingan. Game dengan cara bermain seperti ini disebut dengan game Hero Shooter. Contoh game lain dengan genre serupa adalah Overwatch 2, Apex Legends, VALORANT, Tom Clancy’s Rainbow Six Siege, Team Fortress 2, dan Paladins.
Sayangnya, ketika dibandingkan bersebelahan, nampaknya tuduhan serius Riot Games terhadap NetEase mengenai peniruan ini sulit untuk ditepis, mulai dari karakter, kemampuan, bahkan map-nya. Yang menjadi pembeda dari kedua game ini sepertinya hanyalah platform saja, itu pun VALORANT juga sebenarnya berencana untuk merilis versi mobile-nya di tahun 2023.
“Setiap pilihan kreasi kami ditiru oleh game NetEase. Kami menilai bahwa penggantian warna dari kemampuan karakter atau mengubah sedikit penampilan mereka tidak akan mengubah fakta bahwa mereka telah melakukan pelanggaran hak cipta. Seperti sebuah pepatah lama mengatakan, ‘Anda bisa merias babi, tapi itu tetaplah babi’,” ungkap Dan Nabel yang dikutip dari Polygon.
Jika ditinjau dari waktu perilisannya, VALORANT telah dirilis terlebih dahulu pada tahun 2020, sedangkan Hyper Front baru dirilis pada 2022. Dengan menguaknya perkara ini, Riot Games akan terus mengejar NetEase, khususnya pada negara-negara tempat Hyper Front bisa dimainkan, dengan harapan aksi pelanggaran hak cipta, desain, dan paten ini akan mengakibatkan kerugian yang besar, serta menutup Hyper Front. Riot juga akan terus mengejar perkara ini di negara-negara lain. Saat berita ini ditulis, NetEase belum mengeluarkan pernyataan resmi.
Tak dapat dipungkiri, VALORANT memang merupakan game dengan pertumbuhan yang sangat pesat. Komunitas dan kancah esport mereka juga dinilai sehat dengan potensi yang besar. Bahkan VALORANT juga baru saja menjadi game esport terbaik di tahun 2022 pada The Game Awards 2022.