Google Map akan Dapatkan Fitur AI

Google Map akan mendapatkan fitur AI, menurut penjelasan langsung dari VP & GM Google Maps. Apa saja fitur-fiturnya?

Miriam Daniel, VP & GM Google Maps, belum lama ini menuliskan sebuah artikel yang menjelaskan jika Google Maps akan mendapatkan fitur AI dalam waktu dekat. Fitur AI ini bisa digunakan penggunanya untuk menemukan sejumlah lokasi yang sesuai dengan mood Anda.

“Anda hanya perlu mengatakan apa yang Anda cari dan Large-Language-Model (LLM) kami akan menganalisis informasi detail di Maps, dari 250 juta tempat, dan informasi terpercaya dari komunitas kami yang berjumlah lebih dari 300 juta kontributor untuk memberikan saran ke mana Anda harus pergi.” Tulis Miriam di artikelnya.

BACA JUGA: Cara Install Aplikasi AI Offline yang Paling Gampang: Pakai Pinokio

Misalnya, jika Anda sedang berkunjung ke San Fransisco dan Anda sedang ingin berburu barang-barang antik, Anda bisa memerintahkan Maps untuk mencari “tempat-tempat dengan vintage vibe di SF.” Kemudian, AI modelnya akan menggali informasi terkait tempat dan toko terdekat, lengkap dengan foto, rating, dan review dari komunitas untuk memberikan Anda rekomendasi yang kredibel. Setidaknya itu tadi penjelasan dari Miriam.

Dari pencarian tadi, Anda juga akan melihat hasil yang dibagi-bagi jadi sejumlah kategori seperti toko pakaian, pasar tradisional, ataupun toko piringan hitam (vynil).

Sayangnya, menurut artikel yang sama, fitur ini baru akan tersedia di pengguna-pengguna terpilih di Amerika Serikat. Belum ada informasi lebih jauh, apakah fitur ini nantinya bisa dipakai di semua negara, termasuk Indonesia.

Opini tentang AI di Google Maps

Meskipun mungkin memang kedengarannya menarik, sayangnya, menurut saya, fitur ini mungkin sedikit redundant dan bahkan sangat dependent dengan inisiatif komunitas di lokasi-lokasi tersebut.

Pertama, mencari lokasi-lokasi unik sebenarnya juga sudah bisa dilakukan lewat search engine Google, bahkan tanpa membuka Google Maps. Ada banyak sekali artikel dan video YouTube tentang travelling dan rekomendasi-rekomendasi tempat-tempat unik, yang semuanya bisa dicari dengan mudah. Atau, mesin pencari dengan bantuan AI, seperti Perplexity, juga sudah bisa melakukannya — bahkan tanpa perlu mengandalkan informasi dari komunitas.

Kedua, faktanya, tidak semua komunitas di banyak wilayah yang aktif mengunggah informasi di Google Maps. Kemungkinan besar, informasi-informasi di kota besar dan kawasan wisata akan jauh lebih banyak. Sedangkan di kota-kota kecil, Google Maps tidak bisa menawarkan banyak informasi karena memang tidak banyak orang-orang yang menggungah informasi terkait wilayah itu.

Menurut saya, fitur AI di Google Maps akan lebih berguna dan canggih jika AI-nya juga bisa mengambil data (foto dan video) dari banyak media sosial, seperti TikTok, Facebook, Instagram, X, dan kawan-kawannya, untuk dicocokan dengan foto-foto yang ada di database Google Maps dan dianalisis saat memberikan rekomendasi lokasi atau tempat-tempat unik. Sayangnya, mungkin hal ini juga tidak akan terjadi — setidaknya dalam waktu dekat.

Yabes Elia

Yabes Elia

An empath, a jolly writer, a patient reader & listener, a data observer, and a stoic mentor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.