Pabrikan prosesor dan GPU, AMD kelihatannya tengah menghadapi masalah besar. Karena untuk kuartal 3 (Q3) tahun 2022, proyeksi pendapatan mereka disebut akan turun jauh. Hal itupun membuat saham AMD anjlok pasca pengumuman hasil keuangannya dirilis ke publik.
AMD melaporkan bahwa di kuartal 3 ini mereka hanya bisa meraup pendapatan sebesar $5,6 miliar. Padahal estimasi yang sebelumnya ditetapkan oleh AMD adalah sebesar $6,7 miliar. Selisih hingga $1,1 miliar tersebutlah yang kelihatannya menjadi peringatan bagi para pemegang saham AMD.
Akibat target yang tidak tercapai tersebut, saham dari AMD terjun hingga hampir 14%. Menjadikan penuruan tersebut salah satu yang terbesar yang dialami oleh AMD dalam beberapa dalam beberapa bulan ke belakang.
AMD kemudian menjelaskan bahwa penurunan tersebut terjadi karena melemahnya pasar PC konsumer dan juga persediaan barang-barang mereka yang terlampau banyak. Membuat banyak komponen AMD yang harus dijual ke klien dengan harga yang lebih rendah dari harga jual rata-rata yang seharusnya.

Selain itu, turunnya minat PC konsumer ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal lainnya. Antara lain inflasi yang tengah terjadi di berbagai negara, rantai suplai yang masih terganggu, hingga intensitas belanja yang tengah menurun.
Karena banyak fans AMD yang ternyata sengaja menunggu kehadiran prosesor terbaru Ryzen 7000-series dan juga generasi terbaru kartu grafis (GPU) Radeon RDNA 3 yang akan dirilis pada akhir tahun nanti.
Lebih parahnya, bisnis-bisnis dari klien AMD menunjukkan penurunan pendapatan hingga 53% dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun di lapangan, pasar PC memang tengah mengalami penurunan yang paling parah. Hingga membuat segmen yang sebelumnya pasar terbesar untuk AMD tersebut kini menjadi yang paling kecil dalam satu kuartal.

Untungnya meskipun mengalami penurunan masif pada segmen bisnis konsumer, AMD masih memiliki performa yang bagus untuk segmen lainnya. Beberapa segmen bisnis yang mengalami peningkatan pada kuartal ini antara lain adalah data center, gaming, dan juga embeded.
Meskipun tidak dapat menyelamatkan saham AMD yang anjlok, namun kesuksesan lini bisnis lainnya tersebut berhasil menopang bisnis konsumer yang tengah lesu. Dan apa yang terjadi pasar PC ini tidak hanya dirasakan oleh AMD sendiri.
Karena faktanya, baik Intel maupun NVIDIA juga kini tengah mengalami hal yang sama. Kedua perusahaan rival AMD ini juga sedang mengalami penurunan dan sedang berusaha mengatur ulang strategi bisnis mereka. Namun kondisi ini diprediksi akan membaik, selama kondisi ekonomi global juga ikut membaik.