Overthinking

Sebelum kita masuk lebih jauh, saya minta maaf karena tidak aktif dan tidak menulis artikel baru selama sebulan lebih di sini (Ge Er banget yak, emang ada yang nungguin tulisan barunya… kwkwkwk…).

Jujur saja, tulisan ini mungkin hanyalah semacam curhatan apa yang saya alami beberapa bulan terakhir. Saya memang salah satu dari segelintir orang yang percaya bahwa menulis adalah salah satu pengalaman katarsis yang dapat membantu saya menyadari dan menyortir pikiran yang kacau balau di kepala saya sendiri.

Jadi, jika Anda tidak berminat membacanya, Anda bisa langsung menutup halaman ini dan kembali menonton video-video bombastis dan kontroversial di YouTube.

Namun, yah mungkin saja pengalaman saya bisa jadi pelajaran baru bagi Anda dan proses berpikir saya bisa dijadikan perbandingan atau apapun yang ingin Anda lakukan.

Istri saya memang sering sekali mengatakan bahwa saya itu cenderung overthinking dan saya sendiri juga menyadari hal ini. Karena itu, selama 8 tahun terakhir pengalaman profesional saya, saya menemukan dan menerapkan satu sistem di kepala saya sendiri.

Berpikir – bekerja – berpikir – bekerja – begitu seterusnya…

Saya percaya bahwa bekerja tanpa pernah berpikir dan intropeksi tidak akan pernah menghantarkan saya melangkah lebih jauh ke tingkat yang lebih tinggi.

Lagipula, hal tersebut juga biasanya akan menjebak kita semua pada satu rutinitas – saya, jujur saja, paling tidak mau terjebak dengan rutinitas yang pasti terasa membosankan.

Plus, saya percaya betul dengan apa yang pernah dikatakan oleh Socrates bahwa, “The unexamined life is not worth living – hidup yang tidak pernah disadari, tidak layak dijalani.”

Sebaliknya, terlalu lama dan terlalu banyak berpikir membuat saya jadi terjebak dalam pikiran saya sendiri dan tidak bisa keluar dari sana – yang akhirnya berakhir pada self-pity, self-doubt, ataupun pikiran-pikiran negatif lainnya.

Entahlah, mungkin ada orang-orang yang bisa terlalu banyak berpikir dan tidak terjebak dalam pesimisme, namun saya selalu melihat dunia dan hidup itu sebagai sebuah chaos dimana hal positif dan negatif terjadi di saat yang sama, di kesempatan yang sama, dan di pilihan yang sama.

Karena itulah proses berpikir – bekerja – berpikir itu saya percaya bisa jadi metode yang ideal dan, biasanya, inilah yang saya lakukan…

Pertama, saya biasanya berpikir tujuan, target, hasil akhir yang ingin dicapai dan sekian banyak detil lainnya dari apa yang harus saya lakukan. Kemudian, saya harus melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Setelah itu, saya melakukan koreksi dan intropeksi diri tentang semua hal yang sudah saya lakukan agar saya bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik di waktu berikutnya.

Namun beberapa bulan terakhir, entah kenapa – mungkin memang manusia, atau saya saja yang cenderung memberi bobot lebih besar ke hal-hal yang negatif ketimbang yang positif – saya terjebak dalam pikiran negatif yang berkepanjangan itu tadi…

Entahlah, mungkin bagi Anda yang belum pernah mengalaminya, hal ini terdengar konyol dan terlihat hanya sebagai satu alasan atau pembenaran. Namun, jika Anda pernah merasakan hal yang sama, Anda akan tahu hal tersebut memang nyata dan berbahaya.

Meski begitu, saya juga percaya bahwa saya sendirilah yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi di kepala saya dan saya juga yang harus menempeleng muka saya sendiri agar kembali sadar dan mau bergerak…

“Emancipate yourselves from mental slavery;

None but ourselves can free our minds.” – Bob Marley

Saya tidak mau terlalu panjang lebar bercerita masalah ini namun sebenarnya tulisan ini juga merupakan salah satu usaha saya untuk kembali bergerak dan saya sangat berterima kasih jika Anda mau membaca sampai titik ini (semacam mendengarkan curhatan saya).

Jika Anda pernah atau malah sedang merasakan permasalahan yang sama, semoga tulisan ini bisa membantu Anda keluar dari sana…

Jakarta, 14 Maret 2017

Yabes Elia

Yabes Elia

Yabes Elia

An empath, a jolly writer, a patient reader & listener, a data observer, and a stoic mentor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.