Game Review: Tyranny – RPG Asik Rasa Klasik

Tyranny (2016) memang disebut-sebut sebagai proyek lanjutan dari Pillars of Eternity (2015) karena dirilis oleh publisher yang sama, Paradox Interactive, dan dibuat oleh developer yang sama, Obsidian Entertainment.

Jika Anda adalah salah satu penggemar fanatik RPG, Anda pasti tahu nama besar Obsidian Entertainment. Anda bisa cari tahu sendiri game-game istimewa apa sajakah yang pernah dibuat oleh Obsidian Entertainment.

Tyranny ini merupakan salah satu game istimewa besutan Obsidian yang menawarkan plot cerita yang mendalam, gameplay yang kompleks, dan grafis yang menarik (setidaknya untuk genre cRPG).

Plot Cerita

tyranny-evil

Saya tidak akan berbicara mengenai ceritanya karena akan jadi terlalu panjang dan saya tidak ingin memberikan spoiler. Namun saya ingin menunjukkan beberapa kekuatan dan kelemahan yang saya temukan dari aspek plot cerita game yang satu ini.

Kekuatan terbesar dari plot cerita game ini terletak pada 4 alur besar cerita yang bisa Anda pilih, yang benar-benar memberikan kesan dan pengalaman yang berbeda.

Saat saya menulis artikel ini, saya sudah menamatkan ceritanya sekali dan sudah berada di tengah-tengah 2nd playthrough. Saya juga memang sengaja mengambil pilihan-pilihan yang berbeda agar saya bisa merasakan perbedaan alur ceritanya.

tyranny_011

Saya benar-benar merasakan seperti sedang memainkan game yang berbeda antara 1st dan 2nd playthrough – tidak seperti kebanyakan game-game multi-plot lain yang hanya sekedar memberikan ilusi pilihan yang berbeda namun kesan dan pengalamannya tetap sama.

Sayangnya, sama seperti kebanyakan game-game cRPG, Anda akan melihat banyak wall-of-text untuk dapat menikmati dan terlarut dalam ceritanya.

Kebetulan saja saya memang suka membaca jadi saya masih bisa menikmatinya – namun saya tahu, di jaman modern sekarang ini, tidak banyak orang yang suka membaca teks panjang.

tyranny-2016-11-11-23-59-52-54

Jadi, mungkin penyajian cerita ini bisa jadi salah satu kekurangannya – khususnya buat yang tidak suka membaca. Namun demikian, satu hal yang menarik dari penyajian ceritanya, meski penuh dengan wall-of-text, adalah hyperlink yang menjelaskan beberapa nama dan event di dalam game agar Anda tidak bingung.

Game-game dengan lore kompleks dan mendalam memang seringkali membingungkan karena ada banyak sekali nama, peristiwa, ataupun istilah yang tidak mudah dihapalkan. Hyperlink tersebut sungguh sangat membantu saya untuk terus keeping track dengan apa yang terjadi.

tyranny-2016-12-04-06-38-30-05

Jadi, berkat fitur hyperlink ini, Tyranny akan jadi sedikit lebih ramah terhadap Anda yang mau mencoba cRPG pertama kali ataupun gamer-gamer yang tidak pintar menghapal seperti saya.

Gameplay

tyranny-2016-12-04-06-42-01-35

Gameplay yang ditawarkan oleh Tyranny sebenarnya berbentuk real-time namun, karena ada banyak faktor dan micro-management, Anda bisa menghentikan pertempuran dan melanjutkannya setiap saat Anda butuh waktu untuk berpikir.

Salah satu game populer yang menggunakan mekanisme pertempuran yang serupa adalah seri Dragon Age dari Bioware – memang tidak sama persis namun setidaknya Anda bisa membayangkan gambaran besarnya seperti apa.

Saya memang suka dengan gameplay yang kompleks. Semakin kompleks berarti semakin menyenangkan karena jadi banyak hal yang harus dipelajari jika Anda benar-benar ingin menyelesaikan permainan tanpa cheat.

tyranny-2016-12-04-06-39-04-43

Tyranny mampu menawarkan gameplay yang kompleks itu karena ada sejumlah istilah, seperti Hit, Graze, Critical, ataupun Miss, dan mekanisme, Stats Allocation, Positioning, Role Management, dkk, yang harus dipelajari.

Sistem Spell di sini juga menarik karena Anda harus meracik sendiri spell yang ingin Anda gunakan. Berkat sistem tersebut, ada ratusan atau bahkan ribuan kombinasi spell yang bisa Anda coba untuk menemukan yang paling sesuai dengan gaya ataupun formasi permainan.

tyranny-2016-12-04-06-39-19-93

Plus, ada variasi tingkat kesulitan yang bisa Anda coba untuk dimainkan melalui multiple-playthrough sekaligus menguji seberapa hebat pembelajaran Anda mengenai mekanisme gameplay-nya.

Kekuranganya, well, sama seperti penyajian ceritanya, saya kira kompleksitas gameplay yang tinggi itu tidak bisa dinikmati semua gamer. Plus, ritme pertempurannya bisa jadi cukup lambat jika Anda ingin bermain di tingkat kesulitan tertinggi karena Anda harus memikirkan dan mempertimbangkan banyak hal.

Kekurangan lainnya, hmm, mungkin kekurangan ini terkait dengan alur ceritanya namun ia juga terkait erat dengan aspek gameplay-nya. Game ini mungkin terbilang cukup singkat untuk genre RPG, atau malah cRPG, yang biasanya relatif lebih panjang ketimbang genre lain. Saya menyelesaikan 1st playthrough saya selama 22 jam 57 menit.

tyranny-2016-12-04-06-39-10-37

Plus, saya pribadi merupakan salah satu orang yang terkadang terlalu obsesif ingin mengumpulkan semua item langka dan menyelesaikan semua side-quest dan hal ini tidak bisa saya lakukan di sini.

Karena alur multi-plot-nya yang akan menutup akses ke peta dan cerita yang berbeda tergantung dari pilihan Anda, mungkin Anda tidak bisa mendapatkan semua item ataupun menyelesaikan semua side-quest dalam satu kali playthrough.

Grafik dan Performa

ver-ss-005-edit

Tyranny menggunakan Unity Engine, sama seperti Pillars of Eternity, jadi ia dapat menawarkan grafis yang modern untuk kelas cRPG. Namun demikian, jangan bandingkan game ini dengan game-game populer yang penuh dengan cut-scenes ataupun fitur-fitur grafis modern.

Jujur saja, memang tidak banyak yang bisa dibahas soal grafis di sini. Namun setidaknya Tyranny jauh lebih baik di aspek ini dibanding cRPG klasik legendaris jaman jadul seperti Baldur’s Gate misalnya.

tyranny_screen2-0

Jadi, untuk urusan performa, saya kira Anda tak perlu khawatir dengan System Requirement-nya. Namun, satu catatan saja dalam hal performa adalah ada bug dalam Unity Engine yang mengakibatkan waktu loading yang cukup lama di beberapa map untuk game yang sebenarnya sangat ringan ini, seperti di Lethian’s Crossing.

Hal ini bukan disebabkan karena kecepatan baca-tulis storage. Jadi, menaruh game ini di SSD tidak akan berbicara terlalu banyak dalam mengurangi permasalahan waktu loading tadi.

Satu solusi yang bisa Anda lakukan jika tidak sabar menunggu waktu loading yang bermasalah itu adalah dengan cara mencabut kabel LAN dari Network Adapter. Semoga saja bug ini bisa di-patch di kemudian hari.

Kesimpulan dan Komparasi

tyranny-2016-12-04-06-56-32-13

Akhirnya, karena saya memang tidak ingin menuliskan artikel yang terlalu panjang, saya ingin menutup artikel ini dengan membandingkan game ini dengan 2 game sejenisnya.

Jika ada cRPG terbaik yang dirilis di era modern sekarang ini, saya akan menyebutkan nama Divinity: Original Sin Enhanced Edition. Jika dibandingkan dengan game tersebut, saya pribadi merasa Tyranny masih berada di bawah game tersebut dalam hal durasi permainan, cerita, ataupun kompleksitas gameplay.

Namun, alur cerita multi-plot dari Tyranny jauh lebih terkesan berbeda dari yang bisa ditawarkan oleh Divinity: Original Sin.

Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan Pillars of Eternity, yang merupakan saudara ‘kandung’ tuanya? Well, perbandingan ini lebih sulit dibanding yang pertama tadi karena ada banyak perdebatan antara 2 game ini di beberapa forum di dunia maya.

Namun, bagi saya, saya merasa Tyranny sedikit lebih baik. Pasalnya, secara keseluruhan, Tyranny menawarkan multiple-playthrough yang lebih kaya.

tyranny-2016-12-04-06-38-51-70

Dari sisi gameplay, saya lebih suka dengan Tyranny karena karakter utama Anda class-less dan Anda tidak akan menemukan skill tree yang sama antara karakter satu dengan yang lainnya. Sedangkan PoE, ia menggunakan class system jadi karakter dari class yang sama akan memiliki skill tree yang sama.

Dari sisi cerita, karena alur multi-plot-nya yang lebih strict, Anda bisa menamatkan Tyranny 4 kali namun dengan perkembangan alur yang sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan PoE, selain berdurasi lebih panjang, alur multi-plot-nya juga lebih loose, jadi Anda bisa membuka semua cerita dan side-quest dalam 1 kali permainan – yang berari nilai multiple playthrough-nya jadi tidak se-variatif Tyranny.

So, jika saya harus memberi skor untuk ketiga game yang saya bandingkan tadi, saya akan memberikan nilai 95 untuk Divinity: Original Sin (Enhanced Edition), 85 untuk Tyranny, dan 80 untuk Pillars of Eternity.

Akhirnya, jika Anda ingin mencari sebuah cRPG yang cukup ramah terhadap pemain yang belum terbiasa dengan cerita kompleks dan game dengan pengalaman multiple-playthrough yang kaya, Tyranny adalah game istimewa yang dapat memberikan keasikan bermain yang sangat berkesan.

Jakarta, 4 Desember 2016

Yabes Elia

Yabes Elia

Yabes Elia

An empath, a jolly writer, a patient reader & listener, a data observer, and a stoic mentor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.