Laporan: 91% Gamers Temui Iklan Game “Menyesatkan”

Mempromosikan game melalui iklan merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan game tersebut. Bentuknya pun beragam, ada yang berupa video singkat maupun gambar yang berisikan informasi mengenai game tersebut. Namun menurut salah satu laporan, sebagian besar pemain game pernah menemui iklan yang misleading atau menyesatkan.

Iklan game yang menyesatkan di sini artinya konten yang ditampilkan dalam iklan tersebut, tidak sesuai atau berbeda dengan gameplay sesungguhnya. Gamer yang merasa tertarik dengan iklan yang ditawarkan tentu akan mencoba bermain game yang diiklankan, namun hal ini akan meninggalkan rasa pahit di benak, jika mereka tidak menerima gameplay yang sesuai dengan ekspektasi mereka.

Laporan ini dikeluarkan oleh Nexters, sebuah perusahaan pengembangan video game, yang berupaya untuk meningkatkan pengalaman bermain game Core kepada pemain game yang lebih kasual. Survei ini dilakukan untuk mengetahui pengalaman pemain terhadap iklan yang masuk ke dalam kategori “Non-core GamePlay Ads”, sebuah istilah yang Nexters buat untuk iklan-iklan menyesatkan ini.

Survei diikuti oleh 5212 responden yang berasal dari beragam negara, seperti Amerika Serikat (62,3%), Jerman (9,48%), Jepang (24,85%), dan Brazil (3,28%).

Hasil survei menunjukkan bahwa 91% gamer di Amerika Serikat, pernah menemui iklan game menyesatkan. Sebagian besar dari mereka lebih tertarik dengan gameplay dan mekanik yang ditawarkan, dibandingkan dengan mempromosikan fitur atau tampilan yang baru.

Meski mendapatkan persepsi negatif terhadap iklan semacam itu, namun uniknya sebanyak 36-46% responden dari tiap negara tidak langsung menutup game tersebut, melainkan mencoba untuk bermain sejenak, meski sudah tahu iklan game-nya menyesatkan. Itu artinya, strategi iklan menyesatkan ini terbukti ampuh untuk menarik orang untuk mencoba game mereka. Lima jenis game yang paling sering menggunakan iklan menyesatkan adalah: Puzzle, Evony, Hero Wars, State of Survival, dan game “Scape”.

Dalam survei yang sama, mereka juga menemukan statistik unik. Para responden yang berusia di bawah 18 tahun tidak lebih dari 2,5% dari jumlah responden. Hal ini cukup mengherankan, mengingat stereotype bermain game biasanya disematkan untuk anak-anak dan remaja.

Hal ini menunjukkan industri game memiliki prospek yang bagus sebagai industri hiburan di masa yang akan datang. Bahkan di awal tahun 2023, sebuah laporan lain mengabarkan bahwa keuntungan industri game sudah melebihi industri film dan musik.

Daniel Hamiaz

Daniel Hamiaz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.