Setiap manusia dianugerahi bakat dan talenta yang berbeda-beda sejak lahir. Ada yang memiliki keunggulan di bidang akademis, seni, olahraga, dan masih banyak lagi. Namun, pada kenyataannya tidak semua manusia memiliki kemampuan yang sama, yang mungkin juga dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Dari setiap pembelajaran yang dilakukan, ternyata ada keterkaitan antara pengambilan resiko dan kecerdasan tersebut.
Sebuah studi menemukan bahwa orang-orang yang berani mengambil resiko memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan kebanyakan orang. Penelitian dilakukan dengan cara menguji sejumlah remaja laki-laki dengan sebuah game driving simulator. Awalnya para peneliti mengira bahwa remaja yang meluangkan waktu untuk memikirkan resiko merupakan orang-orang yang lebih cerdas, dan ternyata mereka keliru.
Hal ini disebabkan oleh White Matters atau sumsum otak yang berfungsi sebagai pengirim sinyal ke setiap saraf di tubuh. Sumsum otak akan membantu manusia untuk lebih fokus dan berperan penting dalam problem-solving. Sumsum otak terkadang disebut sebagai “super highway” atau “jalan raya super” dari otak. Dan dari hasil yang ditemukan, orang yang lebih cepat mengambil keputusan dan berani mengambil resiko, memiliki sumsum otak yang lebih banyak.
Dr Dagfinn Moe dari University of Bergen awalnya mengira bahwa remaja yang meluangkan waktu untuk memikirkan resiko dari perbuatan mereka, memiliki neural networks yang lebih berkembang di otak mereka, dibandingkan dengan mereka yang gegabah dan tanpa pikir panjang. Walau hal ini sering ditemukan di berbagai penelitan dan studi, namun proyek yang kami lakukan mengatakan hal yang sebaliknya.
Ia berpendapat bahwa kemampuan untuk mengambil resiko, kerap kali kurang diapresiasi oleh masyarakat umum.
“Keberanian dan kemauan dalam mengambil resiko mengaktifkan dan memicu kapasitas otak dan berkontribusi besar terhadap pembelajaran, strategi mengatasi masalah, dan perkembangan. Mereka bisa merangsang perilaku yang mengarah ke tingkat pengambilan resiko yang lebih tinggi, dibandingkan dengan orang yang sudah beradaptasi ketika menghadapi sebuah situasi. Kita harus berhenti menganggap bahwa keberanian dan kemauan untuk mengambil resiko sebagai pola perilaku yang tidak diinginkan atau tidak terkendali,” ungkapnya.
Menantang otak secara terus menerus bisa merangsang otak, yang mungkin menjadi alasan mengapa orang-orang yang lebih berani mengambil resiko, memiliki sumsum otak yang lebih banyak.
Walaupun studi mengatakan hal tersebut, terkadang memikirkan resiko dengan lebih matang, menunjukkan kedewasaan seseorang, dan mungkin konsekuensi yang dihasilkan tidaklah sesuai. Ada alasan mengapa orang dewasa lebih sulit untuk mendapatkan teman, yang bisa Anda cek alasannya di sini.