AI Kini Bisa Mendeteksi Kesehatan Mental Pegawai

Kesehatan mental merupakan sebuah concern yang mulai disadari dan dikampanyekan dalam beberapa tahun terakhir ini. Karena bersifat personal dan tak kasat mata, kita tidak tahu bagaimana kondisi kesehatan mental seseorang, seperti mereka yang berprofesi sebagai karyawan atau pekerja dalam perusahaan. Salah satu pemicunya mungkin adalah lingkungan kerja yang toxic. Dengan memanfaatkan teknologi AI, permasalahan kesehatan mental tersebut kini bisa diatasi.

Di Amerika, orang dengan permasalahan kesehatan mental mencapai lebih dari 53 juta jiwa. Sayangnya, hanya setengahnya yang mampu mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan mental.

Permasalahan ini sebenarnya bukan hal yang sepele karena memiliki dampak langsung ke sektor ekonomi. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa perusahaan dengan tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi dari karyawannya, akan menyebabkan penurunan produktivitas. Dan dengan permasalahan kolektif dari perusahaan-perusahaan tersebut, dapat menyebabkan lesunya ekonomi global, dengan penurunan pendapatan hingga USD 1 triliun.

Dengan demikian, banyak perusahaan yang mulai memberikan fasilitas kepada para pegawainya untuk mengobati permasalahan kesehatan tersebut.

Dari permasalahan tersebut, kini terdapat sebuah aplikasi berbasis AI yang mampu mendeteksi gangguan kesehatan mental dalam waktu yang singkat. Aplikasi tersebut bernama Kintsugi Health. Namanya diambil dari kesenian dari Jepang yang menyatukan kembali serpihan-serpihan yang pecah menggunakan perekat.

Kintsugi Health dikembangkan oleh Grace Chang dan Rima Seiilova-Olson yang dibantu para entrepreneur yang bermarkas di Berkeley. Aplikasi ini mampu mendeteksi gejala depresi dan kecemasan dari percakapan pasien selama 20 detik saja.

Uniknya lagi, karena memanfaatkan Vocal Biomarker, Kintsugi mampu memprediksi tanpa bergantung terhadap bahasa, dialek, dan aksen, sehingga aplikasi ini bisa digunakan di perusahaan mana saja di seluruh dunia.

Pengembang aplikasi ini berharap pada akhir tahun 2023, Kintsugi Mental tidak hanya sebatas memberikan diagnosa, namun juga bisa menghasilkan perencanaan pengobatan kepada pasiennya.

Maka dari itu, Kintsugi Mental terus dikembangkan agar bisa menjangkau, memulihkan, dan mencegah penyakit mental kepada karyawan atau pekerja dalam sebuah perusahaan, tanpa mengganggu aktivitas mereka.

“Saya pernah memiliki tantangan untuk mengakses pelayanan kesehatan mental,” ucap Grace Chang. “Bagi kami berdua sebagai pengembang, kami memandang masalah ini dari lensa yang berbeda, bukan sebagai pelayan kesehatan. Kami melihat ini sepenuhnya adalah permasalahan infrastruktur, yang melibatkan banyak sekali orang untuk berdesak-desakan untuk melewati satu pintu.”

“Namun sayangnya, dari sekian banyak orang, kita tidak tahu siapa saja yang memiliki depresi akut, atau siapa yang tidak terlalu parah. Jika kami bisa melegakan bottleneck tadi, mungkin kami bisa mengubah akses pelayanan kesehatan mental ke arah yang lebih baik,” jelasnya.

Jika Anda tertarik, Anda bisa mencoba Kintsugi Health di sini.

Daniel Hamiaz

Daniel Hamiaz

One thought on “AI Kini Bisa Mendeteksi Kesehatan Mental Pegawai

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.