Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terus dikembangkan. Salah satu aplikasi yang sempat heboh ialah ChatGPT dan Stable Diffusion, yang mampu menghasilkan gambar dari teks. Namun, dengan kemajuan tersebut, banyak yang khawatir nantinya banyak pekerjaan yang akan AI ambil alih. Namun pada kenyataannya, AI sulit mengganti pekerjaan-pekerjaan pada bidang tertentu.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai pekerjaan apa saja yang sulit AI gantikan, ada baiknya kita tahu terlebih dahulu sifat dan cara kerja AI dalam menyelesaikan pekerjaan. Secara sederhana, AI hanya mampu melakukan pekerjaan yang memiliki pola dan melakukan suatu tindakan yang sama berulang kali.
Menurut pakar AI bernama Kai Fu Lee, berikut ini sejumlah kelemahan AI dalam mengerjakan suatu pekerjaan:
- Tidak mampu menciptakan, menata konsep, atau mengatur perencanaan strategis yang kompleks.
- Tidak mampu melakukan pekerjaan kompleks yang membutuhkan koordinasi antara mata dan tangan (visual dan kinetik) yang presisi.
- Tidak mampu menghadapi situasi yang tidak diketahui dan tidak terstruktur.
- Tidak memiliki perasaan dan empati layaknya manusia.
Dengan diimplementasikan teknologi AI ke dalam robot, sebuah pekerjaan bisa menjadi “automated”. Contoh pekerjaan yang mungkin akan tergantikan dalam beberapa dekade ke depan adalah kasir, supir, admin, dlsb.
Dan dari sedikit penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan interaksi antar manusia akan sulit tergantikan oleh robot. Berikut ini contoh pekerjaan yang sulit digantikan oleh AI:
- Psikolog: Pekerjaan ini membutuhkan kemampuan berkomunikasi tingkat tinggi dan juga empati. Mengatasi trauma dan kejiwaan pasien sepertinya akan sulit diatasi oleh mesin tanpa perasaan.
- Terapis: Memang sudah banyak alat-alat bantu pijat manusia, namun rupanya sulit untuk menggantikan sepenuhnya profesi terapi ini. Walaupun terkesan sepele, namun komunikasi antar manusia di dalam profesi ini dinilai memiliki dampak yang cukup besar dalam memulihkan kondisi fisik seseorang ketika melakukan terapi.
- Pelayanan Kesehatan: Pekerjaan seperti dokter dan perawat juga akan sulit dilakukan oleh mesin. Sama seperti pekerjaan sebelumnya, komunikasi, empati, dan intuisi seorang pekerja kesehatan menjadi hal yang penting dalam kesembuhan seorang pasien.
- Riset dan Teknik AI: Seiring maraknya jumlah pemakaian teknologi pintar ini, tentunya diperlukan pula teknisi dan ilmuwan yang ahli di bidang kecerdasan buatan.
- Penulis Fiksi: Penulis sebuah cerita fiksi membutuhkan kreativitas dan imajinasi yang hebat dan luas. Hal ini sulit ditiru oleh AI, karena mereka bekerja berdasarkan data yang telah ada.
- Pengajar/Pendidik: AI merupakan alat yang sangat powerful dalam membantu proses belajar dan mengajar, namun profesi tersebut sukar digantikan sepenuhnya oleh robot, lantaran komunikasi dan interaksi antar manusia menjadi faktor penting dalam mendidik generasi muda.
- Pengacara: Mendapatkan kepercayaan klien, memenangkan sebuah kasus di pengadilan, hingga kemampuan meyakinkan hakim merupakan hal yang tentu akan sulit robot gantikan.
- Computer Science: fenomena meledaknya teknologi AI atau tidak, tidak terlalu berpengaruh terhadap pekerjaan yang satu ini. Pada tahun 2030, diperkirakan orang yang bekerja di bidang Computer Science akan bertambah sebanyak 20-50 juta orang.
- Sains: Ilmuwan yang bekerja di bidang sains juga membutuhkan kreativitas tingkat tinggi, yang kerap menemukan inovasi-inovasi yang membantu pekerjaan umat manusia. Kreativitas tersebut tidak dimiliki oleh AI.
- Manajemen: Seorang manajer yang baik mampu mengatur pekerja lain dengan kemampuan berkomunikasinya. Hal ini termasuk memberikan instruksi, memotivasi, hingga negosiasi yang sulit ditiru AI.
Walau terbukti mampu melakukan banyak hal yang biasa dilakukan manusia. AI bukanlah alat yang serbabisa. Teknologi ini masih memiliki batasan-batasan yang belum bisa ditembus, setidaknya tidak dalam waktu dekat.
Informasi ini bagus